Kamis, 02 Juni 2011

PEMECAH GELOMBANG


BREAK WATER DAN GELOMBANG



http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/db/Breakwater_break1_new%28USGS%29.jpg/220px-Breakwater_break1_new%28USGS%29.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Pemecah gelombang untuk menciptakan pelabuhan yang aman di Balboa Peninsula Newport Beach, California, April, 1998.
Pemecah gelombang
 atau dikenal sebagai juga sebagai Pemecah ombak atau bahasa Inggris breakwater adalah prasanana yang dibangun untuk memecahkan ombak / gelombang, dengan menyerap sebagian energi gelombang. Pemecah gelombang digunakan untuk mengendalikan abrasi yang menggerus garis pantai dan untuk menenangkan gelombang dipelabuhan sehingga kapal dapat merapat dipelabuhan dengan lebih mudah dan cepat
Pemecah gelombang harus didesain sedemikian sehingga arus laut tidak menyebabkan pendangkalan karena pasir yang ikut dalam arus mengendap di kolam pelabuhan. Bila hal ini terjadi maka pelabuhan perlu dikeruk secara reguler.
Gelombang
adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Malahan, setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi tertentu.
Suatu medium disebut:
  1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa dijumlahkan,
  2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
  3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
  4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda
Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Selanjutnya dalam bagian ini tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
http://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/07/hhhhhh.jpg?w=331&h=194
Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dan serangan gelombang. Tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombanseri bangunan yang
terdiri beber paruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
http://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/07/xbloc_breakwater_poti_10-08-03.jpg?w=600&h=399
Gambar. Pemecah gelombang untuk melindungi kapal dari gelombang
Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.
Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang bangunan.
Penambahan Suplai Pasir di Pantai (Sand Nourishment). Pantai berpasir mempunyai kemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang dan arus. Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah nearshore yang menyebabkan gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian energinya dihancurkan selama dalam penjalaran menuju garis pantai di surf zone. Dalam proses pecahnya gelombang tersebut sering terbentuk offshore bar di ujung luar surf zone yang dapat berfungsi sebagai penghalang gelombang yang datang (menyebabkan gelombang pecah).
Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat kekurangan suplai pasir. Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplay pasir ke daerah tersebut. Apabila pantai mengalami erosi secara terus menerus, maka penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara berkala, dengan laju sama dengan kehilangan pasir yang disebabkan oleh erosi.
Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya groin tersebut, pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem groin. Tetapi perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat menghalangi suplay sedimen ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan permasalahan baru di daerah tersebut.
Memasang karang Buatan
Karang buatan yang dikembangkan pertama kali di Selandia Baru mulai tahun 1996, energi gelombang akan berkurang sampai 70 persen ketika sampai di pantai. Pembangunan konstruksi di bawah laut itu juga memungkinkan tumbuhnya terumbu karang baru.
Kubus Beton Tumpuk
Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya abrasi secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangannya. Terdapat banyak metode dalam penanggulangan abrasi namun prinsip pokok penanggulangannya adalah memecah gelombang atau meredam energi gelombang yang terjadi.
Untuk mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap :
  1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang
  2. Kondisi tanah
  3. Pasang surut Bathimetry dan gradient pantai
Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka type pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya adalah type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :
  1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton untuk 1 m3 beton
  2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk kubus memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita. Kadang breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita dapat juga menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja dengan bentuk susunan berpori.
  3. Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg – 700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan mengurangi biaya pengadaan dan mobilisasinya.©http://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/07/kokokoko.jpg?w=396&h=233

Sumber:
-http//.Wikipedia.COM

artikel pelabuhan makassar


Perencanaan Pelabuhan Makasar


Dalam Perencanaan Pelabuhan ini secara terperinci dibahas mengenai : 
·        sarana, prasarana, dan fasilitas pelabuhan;
·        masalah pokok tentang ekonomi mikro dalam merencanakan investasi;
·        pendayagunaan suatu modal dari segi operasi;
·        perancangan pelabuhan; dinamika bumi pengaruh lingkungan alam;
·        muatan yang perlu diperhatikan dalam perancangan pelabuhan;
·        jenis konstruksi dasar dalam perancangan pelabuhan maritim;
·        beberapa kemungkinan konstruksi dasar dermaga;
·        penanganan muatan;
·        peran sistem informasi dalam menangani sistem operasi mutakhir;
·        parameter dalam penentuan ukuran pelabuhan; pemecah gelombang;
·        sistem fender;
·        pengerukan;
·        dan analisis dampak lingkungan pembangunan pelabuhan.


Beberapa penyelidikan yang diperlukan sebelum membangun suatu pelabuhan adalah :
1.      survei hidrografi dan topografi.
2.      penyelidikan tanah di rencana lokasi.
3.      pemecah gelombang.
4.      dermaga dan bangunan-bangunan lainnya; angin, arus, pasang-surut dan gelombang.
Pemilihan Lokasi Pelabuhan
Pemiliah lokasi pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan. Pemilihan lokasi tergantung beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi, kedalaman dan luas perairan, perlindungan pelabuhan terhadap gelombang, arus dan sedimentasi, daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan di bongkar-muat, jalan-jalan untuk transportasi dan daerah industri di belakangnya.
.Daerah perairan ini harus terlindung dari gelombang, arus dan sedimen. Untuk itu beberapa pelabuhan diletakkan di daerah terlindung seperti belakang pulau, di teluk, muara sungai/estuari. Daerah ini terlindung dari gelombang tapi tidak terhadap arus dan sedimentasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai berikut :
1.      biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.
2.      Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam pelabuhan.
3.      Pemilihan lokasi dapat ditinjau berdasarkan hal2 berikut :
1. Tinjauan topografi, bathymetri dan geologi.
2. Tinjauan pelayaran.
3. Tinjauan sedimentasi.
4. Tinjauan gelombang dan arus.
5. Tinjauan kedalaman air.


A.  Tinjauan topografi, bathymetri dan geologi.
          Data bathymetri bertujuan untuk mengetahui variasi kedalaman dan adanya benda penghalang/rintangan alur pelayaran di sekitar Pelabuhan. Sedangkan data topografi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran situasi dan ketinggian daerah studi yang menyangkut sarana dan fasilitas dermaga
B.  DATA HYDRO-OCEANOGRAPHY. (Tinjauan gelombang dan arus )

1.    Data Pasang Surut

Untuk mengetahui batas-batas muka air laut pada saat pasang tertinggi dan surut terendah maka perlu dilakukan pengukuran pasang surut. Batas muka air laut pada saat surut terendah biasanya disebut dengan Low Water Surface(LWS), berguna untuk menentukan alur pelayaran di perairan pelabuhan agar kapal yang akan masuk maupun yang akan keluar dan sebagai acuan untuk penetapan elevasi kontur tanah dan elevasi seluruh bangunan. Sedangkan batas muka air laut pada saat pasang tertinggi atau disebut juga High Water Surface (HWS), diperlukan untuk menentukan elevasi muka dermaga dan penempatan fender. Data pasang surut dipergunakan untuk melengkapi kebutuhan penggambaran peta bathymetri (peta kontur kedalaman laut), mengetahui posisi muka air absolut terendah dan pola pasang surutnya.

2.    Data Arus

Data arus diambil berdasarkan hasil pengukuran pada saat spring tide (bulan purnama) tanggal 4 – 5 Mei 2003 dan saat neap tide (bulan mati) tanggal 10 – 11 Mei 2003. Dari hasil pengukuran diambil kecepatan arus maksimum sebesar 2.20 m/dtk dari arah barat daya dan timur laut pada saat spring tide.

3.    Data Angin

Angin dapat menyebabkan terjadinya gelombang maupun arus permukaan, namun karena lokasi pelabuhan yang terlindung maka pengaruh gelombang akibat angin relatif kecil. Pengaruh angin digunakan sebagai pembanding dalam perencanaan boulder. Data angin yang dipakai diperoleh dari Badan Meteorologi setempat.

C.  DATA PENYELIDIKAN TANAH
         Untuk mendapatkan parameter-parameter tanah yang dibutuhkan dalam perhitungan, harga SPT (N) yang diperoleh dari hasil pengetesan di lapangan harus dikoreksi terlebih dahulu terhadap kondisi muka air. Menurut Terzaghi dan Peck bila tanah berada di bawah muka air maka perumusan harga N terkoreksi adalah:
Nterkoreksi = 15 + 0.5 . (N – 15)
Harga N terkoreksi tersebut yang digunakan untuk menentukan parameter-parameter tanah yang lain dengan menggunakan perumusan yang ada. Untuk menentukan harga gt dan gsat dapat diperoleh dari perumusan J.E. Bowles (Daya Dukung Pondasi Dalam oleh Prof. Dr. Herman Wahjudi).
Untuk menentukan harga f pada kondisi tanah ganular terdapat berbagai perumusan yaitu perumusan Dunham, Osaki dan Meyerhof (cara grafis). Berdasarkan ketiga perumusan tersebut selanjutnya dipilih f rata-rata. Sedangkan untuk tanah lempung f= 0
D.  DATA KAPAL
Data kapal yang didapat dari pihak PT. Pelabuhan Indonesia III yang nantinya akan berpengaruh dalam rangka perencanaan dermaga adalah kapal jenis panamax dengan ciri-ciri sebagai berikut:
 Dead Weigh Tonnage = 30.000 DWT
 Length = 187 m
 Width = 27,1 m
 Depth = 14,6 m
 Full Draugth = 10,3 m

E.  DATA STRUKTUR EKSISTING
         Data-data struktur eksisiting yang akan digunakan adalah data strutur eksisting eksternal karena ini digunakan untuk menghitung stabilitas kaison apabila nanti terjadi penambahan beban akibat pelaksanaan pengembangan dermaga. Data-data eksternal adalah data tanah tepat di bawah kaison serta gambar penampang dari pondasi kaison tersebut.

F.   TINJAUAN PEMECAH GELOMBANG
         Perencanaan breakwater sebagai pelindung pelabuhan dari pengaruh sedimentasi dan gelombang besar di rencanakan setelah memperoleh data gelombang, arus air, arah angin, data topografi. Karena breakwater di letakkan dimana gelombang mulai pecah di laut.












DAFTAR PUSTAKA
www.google/bing.com

pelabuhan


Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.

Jenis Pelabuhan

(Berdasarkan PP N.69 Tahun 2001)

a. Alamnya

  • Pelabuhan terbuka, kapal dapat merapat langsung tanpa bantuan pintu air,umumnya berupa pelabuhan yang bersifat tradisional.
  • Pelabuhan tertutup, kapal masuk harus melalui pintu air seperti dapat kita temui di Liverpool, Inggris dan terusan Panama.

b. Pelayanannya

  • Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
  • Pelabuhan Khusus,dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, baik instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha swasta seperti, pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat tepung terigu.

c. Lingkup Pelayaran

  • Pelabuhan Internasional Hub, utama primer yang melayani nasional dan internasional dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.
  • Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional dalam jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.
  • Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam jumlah menengah.
  • Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani secara nasional.
  • Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah kecil.

d.Perdagangan Luar Negeri

  • Pelabuhan Ekspor
  • Pelabuhan Impor

e.Kapal yang Diperbolehkan Singgah

  • Pelabuhan Laut, Pelabuhan yang boleh dikunjungi kapal negara-negara sahabat.
  • Pelabuhan Pantai, pelabuhan yang hanya boleh dikunjungi kapal nasional.

f.Wilayah Pengawasan Bea Cukai

  • Custom port, adalah wilayah dalam pengawasan bea cukai.
  • Free port. adalah wilayah pelabuhan yang bebas diluar pengawasan bea cukai.

g.Kegiatan Pelayarannya

h. Peranannya

  • Transito, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan transhipment cargo, seperti Pelabuhan Singapura.
  • Ferry, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan penyebrangan, seperti Pelabuhan Merak.

Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan.
Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan Samudera.
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi:
  • Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)
  • Perlindungan dari angin, ombak, dan petir
  • Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk.